Jumat, 22 April 2011

SEMINAR DIKJAS FPOK

BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini diuraikan hal-hal mengenai : A). Latar Belakang Masalah, B). Rumusan Masalah, C). Tujuan Penelitian, D). Asumsi dan KeterbatasanPenelitian, E). Kegunaan Penelitian, F).  Ruang Lingkup Penelitian, G). Definisi Operasional Variabel.
A.    Latar Belakang Masalah
Kebugaran jasmani merupakan suatu aspek yang sangat penting dan utama dalam kehidupan setiap umat manusia dan makhluk hidupmlainnya.  Manusia sebagai makhluk social dan makhluk individu yang dalam kesehariannya akan dihadapkan dengan tanggung jawab dan kewajiban untuk mempertahankan kehidupannya sendiri, kehidupan orang lain maupun lingkungannya. Untuk mendapatkan semua itu sangatlah membutuhkan kebugaran jasmani yang optimal atau dengan kata lain dengan memiliki tingakat kebugaran jasmani yang baik, setiap orang tidak mungkin dapat menjalankan pekerjaannya dengan baik walapun pekerjaan tersebut tergolong pekerjaan ringan. Riadi. M (2007:1).
Pendidikan jasmani yang diberikan disekolah menengah umum, tidak membedakan jenis kelamin. Artinya, semua kegiatan fisik yang diberikan oleh guru harus di ikuti dengan baik oleh sisiwa putra maupun putri, terutama untuk jenis olahraga cabang senam, atletik dan permainan. Dengan demikian maka kesempatan bergerak antar siswa putra dan putri sama, kemungkinan tingkat kebugaran jasmaninya tidak jauh berbeda. Walaupun banyak kesempatan seringkali ditemukan oleh siswa putra lebih banyak dibandingkan dengan aktivitas dilakukan siswa putri, namun pada kesempatan yang lain Nampak bahwa aktivitas jasmani putri lebih banyak.
Hasil penelitian pusat kebugaran jasmani dan rekrasi (Pussegjasrek) dalam adiasapoetra (2002 : 20) mengemukakan bahwa tingkat kebugaran jasmani siswa di Indonesia sangat rendah ataw berada dibawah rata-rata. Toho Cholik Mutohir, (2005 : 210).
Beranjak dari perihal di atas, pengkajian lebih lanjut tentang maslah sebenarnya yaitu sejauh mana tingkat kebugaran jasmani siswa sangat perlu dilakukan. Oleh karena itu, penelitian perlu melakukan penelitian dengan judul “ Studi Deskripsi Perbedaan Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Kelas VIII SMP Negeri 7 Mataram Tahun Pelajaran 2010/2011”.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar  belakang di atas, rumusan maslah penelitian ini adalah sebagai berikut : “ Apakah Ada Perbedaan Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Kelas VIII SMP Negeri 7 Mataram Tahun Pelajaran 2010/2011.”
C.    Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini “ Untuk Mengetahui Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Kelas VIII SMP Negeri 7 Mataram Tahun Pelajaran 2010/2011”.
D.    Asumsi dan Keterbatasan Penelitian
Asumsi dan tangggapan dasar adalah suatu masalah atau fakta yang kebenarannya dapat diterima. Dengan kata lain masalah yang dipaparkan dalam asumsi tidak perlu di uji lagi kebenarannya, hal ini sesuai dengan pendapat yang mengatakan bahwa “Anggapan dasar adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyidik. Winarno  Surakhmad dalam Suharsimi Arikunto, (2002 : 58).
Bedasarkan beberapa gejala penjelasan di atas, maka asumsi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Asumsi Teoritis
Asumsi teoritis adalah : tingkat kebugaran jasmani yang di miliki seorang siswa dalam melakukan aktifitas sehari-hari.
1.1  kebugaran jasmani adalah suatu aspek yang sangat penting bagi seseorang karena berhubungan dengan kapasitas kerja jantung, paru-paru dan pembuluh darah.
1.2  Kebugaran jasmani dapat di tingkatkan dengan melalui aktifitas fisik yang terancam, terukur dan berkesinambungan.
1.3  Aktifitas fisik yang dapat meningkatkan kebugaran jasmani harus memenuhi syarat-syarat frekuensi, intensitas dan lamanya latihan yang mempengaruhi system kerja jantung, paru-paru dan pembuluh darah,

2.      Asumsi Metodik
Metode-metode yang digunakan adalah penelitian ini, di asumsikan dapat mendukung keberhasilan dalam pelaksanaan penelitian.
2.1  metode penentuan subyek penelitian menggunakan propotional random samling.
2.2  Metode pengumpulan data menggunakan test perbuatan sebagai metode pokok, sedangkan dokumentasi sebagai pelengkap.
2.3  Metode analisis data yang menggunakan metode statistic dengan rumusan porsentase.
3.      Metode Pelaksana
Penelitian dapat terlaksana dengan baik dan lancar, apabila didukung oleh bebrapa hal antara lain sebagai berikut :
3.1  adanya kemampuan peneliti baik dari segi waktu, biaya dan tenaga.
3.2  Literatur yang menunjang dalam penelitian ini tersedia sesuai dengan yang dibutuhkan.
3.3  Adanya dosen yang bersedia memberikan bimbingan dan arahan.
3.4  Adanya hubungan yang baik dengan penulis dengan sumber data.
E.     Kegunaan Penelitian
Adanya tiga kegunaan penelitian :
1.      Dinas Pendidikan Nasional
Sebagai informasi berharga bagi upaya sosialisasi kebugara jasmani kepada lembaga formal/inormal pendidikan dan lembaga lainnyayang ada di masyarakat.
2.      Kegunaan Bagi Guru
a.       Sebagai informasi berharga tentang kebugaran jasmani siswa sehingga dapat dilakukan upaya-upaya untuk meningkatkan dan mempertahankan kebugaran jasmani melalui pendidikan jasmani.
b.      Dapat dijadikan sebagai salah satu alternative untuk memilih bentuk-bentuk kegiatan fisik yang ditujukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani pada siswa.

3.      Kegunaan Bagi Siswa
a.       Sebagai informasi berharga tentang keadaan kebugaran jasmani mereka.
b.      Sebagai motivasi untuk meningkatkan kebugaran jasmani.
F.     Ruang lingkup Penelitian
Dalam ruang lingkup penelitian ini dijabarkan hal-hal sebagai berikut :
1.      Variable penelitian.
Variable dalam penelitian ini adalah kebugaran jasmani.
2.      Populasi/subyek penelitian
Populasi yang digunakan dalam pelaksanaan ini adalah “Siswa Kelas VIII SMP Negeri 7 Mataram Tahun Pelajaran 2010/2011”
3.      Lokasi penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Mataram.
G.    Definisi Operasional Variabel
Untuk dapat memudahkan pengertian dari variabel-variabel yang berhubungan dengan pelaksanaan penelitian ini maka diberikan penjelasan sebagai berikut :
Kebugaran jasmani adalah keadaan tingkat kebugaran jasmani subyek penelitan yang ditunjukan oleh skor yang diperoleh dari hasil test kebugaran jasmani.









BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.    Kebugaran Jasmani
1.      Pengertian
Menurut Subroto (1979 : 56) dalam http/www.kebugaran jasmani.com kebuaran jasmani adalah kemampuan berbuat sebaik-baiknya, baik fisik, mental, dan spiritual, untuk melaksanakan tugas kewajiban pribadinya terhadap kesejahteraan keluarga, masyarakat, Negara dan bangsanya.
Kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melakukan tugas pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kele;ahan yang berarti. Wirdaninggar, (2002 : 1). Menurut Rusli Lutan, (2001 : 7) mengemukakan bahwa kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melakukan tugas fisik yang memerlukan kekuatan, daya tahan, dan fleksibilitas.
Menurut Sadoso Sumosardjuono (1996 : 1) dalam http/www.kebugaran jasmani.com kebugaran jasmani adalah kemampuan sesorang untuk menunaikan tugasnya sehari-hari dengan mudah dan tanpa rasa lelah yang berlebihan dan masih mempunyai sisa atau cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggangnyadan untuk keperluan-keperluan mendadak.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kebugaran jasmni merupakan keadaan seseorang atau kemampuan seseorang untuk mengerjakan tugas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan masih mampu melakukan kegiatan pada waktu luang.
2.      Komponen-Komponen Kebugaran Jasmani
Untuk mengetahui tingkat kebugaran jasmni seseorang tidak dapat dilakukan dengan hanya mengukur salah satu unsur dari beberapa aspek fisik saja, hal ini disebabkan karena petunjuk derajat kebugaran jasmani terdiri dari unsur-unsur yang sangat kompleks. Menurut nurhasan (2000 : 133), terdapa sepuluh komponen yang mendukung kebugaran jasmani yaitu :
2.1.       Daya tahan jantung dan paru-paru terhadap penyakit.
2.2.       Kekuatan dan daya tahan otot.
2.3.       Daya tahan jantung, peredaran darah dan pernapasan.
2.4.       Daya otot.
2.5.       Kelentukan.
2.6.       Kelincahan melakukan perubahan arah.
2.7.       Kecepatan.
2.8.       Koordinasi.
2.9.       Keseimbangan.
2.10.   Ketetapan.
Sajoto, (1988 : 45) dalam http/www.kebugaran jasmani.com mengemukakan bahwa untuk mengetahui kebugaran jasmani seseorang maka yang perlu di ukur adalah hal-hal yang menyangkut :
a.       Kebugaran cardiovascular (cardiovascular fitness) adalah keadaa jantung seseorang mampu bekerja dengan mengatasi beban bera selama bekerja.
b.      Kebugaran kekuatan otot (strength fitnes) adalah kemampuan otot atau kelompok otot untuk melakuak n kerja dengan menahan bebean yang di angkatnya. Kesegaran kesimbangan tubuh (Body compotition/wight fitness) adalah ratio perbandingan ketebalan lemak dengan serabut-serabut otot serta tulang.
c.       Kebugaran kelentukan (flexibility fitness) adalah kemampuan persendian, ligament dan tendo disekitar persendian, untuk melaksanakan seluas-luasnya.
3.      Jenis-Jenis Dan Ukuran Pelatihan Olahraga Untuk Meningkatkan Kebugaran Jasmani.
Adapun bebrapa bentuk pelatihan olahraga sebgai sarana untuk pembinaan dan pemeliharaan kebugaran jasmani, yaitu antara lain : jalan, jogging, bersepeda, berenang dan bentuk2 pelatihan fisik lain yang penting dan penekanan pada unsure aerobic. Seangkan mengenai takarnya,saputro dan suherman dalam muhajir (2006:178),mengemukakan bahwa pelatihan isik dapat berjalan dengan aman dan efektif,maka dibutuhkan tahapan yang harus memperhatikan tiga factor yaitu:
3.1.Intensitas latihan
Intensitas pelatihan fisik yang di anjurkan dalam rangka meningkatkan kebugaran jasmani sebaiknya antara 60% dan 80% dari kapasitas aerobic maksimal,atau antara 72%/87% dari denyut nadi yang akan di anjurkan akan berdampak kurang baik rehadap kesehatan.
3.2.Lamanya latihan
Sebalknya pelatihan fisik yang di anjurkan adalah belatih sampai mencapai “training zone”(sesuai denyut nadi maksimal),dan berada dalam training zone selama15 – 25 menit.
3.3.Frekuensi latihan
3.3.1.      frekuensi adalah 3-5 kali setiap minggu
3.3.2.      intensitas adalah kurang lebih 60-85% dari denyut nadi maksimal.
3.3.3.      Tipe(jenis pelatihan) adalah suatu macam kombinasi pelatihan aerobic dan aktivitas kalestenik (senam).pilihan aktifitas tersebut berdasarkan selera,keadaan kebugaran dan tersedianya fasilitas yang di gunakan.
3.3.4.      Time(waktu pelatihan) adalah 15-25 menit pelatihan yang bersifat aerobic yang di lakukan terus menerus dan di dahului deengan pemanasan 5-10 menit dan di akhiri dengan pendinginan 5-10 menit.
4.      Alat Ukur Kebugaran Jasmani
Alat untuk mengukur kebugaran jasmani seseorang berbea-beda disesuaikan dengan jenjang sekolah, yaitu untuk sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan Tingkat pertama dan Sekolah Menengah Atas/Kejuruan:
4.1.   Tes kebugaran jasmani untuk siswa sekolah Dasar (kelas 1,2 dan 3)  rangkaian butir tesnya terdiri dari: 1). Lari cepat 30 meter. 2). Angkat tubuh 30 detik, 3). Baring duduk 30 detik, 4). Loncat tegak, 5) lari 600 meter.
4.2.   Tes kebugaran jasmani untuk siswa Sekolah Dasar (4,5 dan 6), rangkaian butir tesnya terdiri dari: 1). Lari cepat 40 meter, 2). Angkat tubuh 30 detik, 3). Baring duduk 30 detik, 4). Loncat tegak, 5). Lari 600 meter.
4.3.   Tes kebugaran jasmani untuk Sekolah Lanjutan Tingkat pertama, rangkaian butir tesnya terdiri dari: 1). Lari cepat 30 meter, 2). Angkat tubuh 60 detik untuk putra dan 30 detik untuk putri, 3). Baring duduk 60 detik, 4). Loncat tegak, 5). Lari jarak jauh 1000 meter untuk putra dan 800 untuk putrid.
4.4.   Tes kebugaran jasmani untuk Sekolah Menengah Atas/Kejuruan, rangkaian butir tesnya terdiri dari: 1). Lari cepat 60 meter, 2). Angkat tubuh 30 detik untuk putrid dan 60 detik untuk putra, 3). Baring duduk 60 detik, 5). Loncat tegak, 5). Lari jatrak jauh (1000 meter putrid dan 1200 meter untuk putra).
B.     Hubungan Kebugaran Jasmani Terhadap Siswa SMP Negeri 7 Mataram.
Untuk mendapatkan tingkat kebugaran jasmani siswa yang baik tidak terlepas dari latihan fisik yang dapat memberikan keseimbangan unsur kebugaran jasmani. Dengan demikian tingkat kebugaran jasmani yang baik maka siswa akan mampu untuk melakukan segala kegiatan proses belajar mengajar secara baik pula dan masih mampu untuk melakukan kegiatan lainnya. Jadi pada intinya bahwa hubungan kebugaran jasmani terhadap siswa SMP Negri 7 Mataram sangat erat dan sangat mendukung siswa dalam kelancaran proses kegiatan belajar mengajarnya serta bagi kehidupan siswa dalam melakukan kegiatan sehari-hari.   












BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini diuraikan hal-hal yang berhubungan dengan : A). metode penelitian, B). Rancangan penelitian, C). Populasi dan sampel penelitian, D). Instrumen penelitian, E). pengumpulan data dan F). Teknik analisa data.
A.    Metode penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut riyanto yatim, (2001 : 23) penelitan deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk nmemberikan gejala-gejala, fakta-fakta atau kejadian-kerjadian secara sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Suharsimi Arikunto (2002 : 75) mengatakan bahwa apabila peneliti bermaksud mengetahui keadaan sesuatu mengenai apa dan bagaimana, berapa banyak, sejauh mana, dan sebagainya maka penelitiannya bersifat deskriptif. Dalam penelitian ini data-data tentang kebudaran jasmanisiswa kelas VIII SMP Negeri 7 Mataram Tahun Pelajaran 2010/2011 merupakan hasil dari suatu proses pertumbuhan dan perkembangan yang disertai aktivitas fisik sehari-hari baik dalam bentuk berolahraga ataupun hasil dari aktivitas latihan. Oleh sebab itu penelitian dekriptif semata-mata, tidak perlu mencariatau menerangkan saling hubungan, mentest hipotesa, membuat ramalan atau mendapatkan makna dan implikasi.
B.     Rancangan penelitian
Rancangan yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah “one shot”, yaitu model rancangan yang menggunakan satu kali pengambilan data pada suatu saat Suharsimi Arikunto (2002 : 75). Selanjutnya dijelaskan bahwa pola rancangan seperti ini menggunakan pendekatan deskriptif survey yang bertujuan untuk mencari kedudukan (status), fenomena (gejala) dan mnenentukan kesamaan status dengan cara membandingkannya dengan standar yang sudah ditentukan atau sudah baku.
C.    Populasi dan sampel penelitian
1.      Populasi
Populasi adalah kesluruhan suyek penelitien yang akan diteliti. Suharsimi Arikunto (2002 : 108). Jadi populasi dapat diartikan sebagai seluruh individu (siswa) yang akan diteliti. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII dengan jumlah siswa 220 orang.
2.      Sampel
Menuru Suharsimi Arikunto, (2002 : 109). Sampel adalah sebagian  atau wakil dari populasi tang akan diteliti. Jadi yang dimaksud dengan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa yang menjadi subyek dalam penelitian.
Untuk menentukan banyak sampel dalam penelitian ini berpedoman bahwa apabila subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua hingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika subyeknya lebih dari 100 dapat diambil antara 10-15% atau 20-25%. Suharsimi Arikunto, (2002 : 112).
Dari pendapat diatas peneliti menggunakan sampel 20% atau dinamakan sampel Propotional Random Sampling karena populasi diatas 220 maka dapat diambil sampel menjadi 2 bagian yaitu:
1.      Sampel secara keseluruhan
Kelas VIII 1, 35 orang siswa 35 x 20%= 7 orang siswa
Kelas VIII 2, 35 orang siswa 35 x 20%= 7 orang siswa
Kelas VIII 3, 25 orang siswa 25 x 20%= 5 orang siswa
Kelas VIII 5, 25 orang siswa 25 x 20%= 5 orang siswa
Kelas VIII 6, 25 orang siswa 25 x 20%= 5 orang siswa
Kelas VIII 7, 25 orang siswa 25 x 20%= 5 orang siswa
Kelas VIII 8, 25 orang siswa 25 x 20%= 5 orang siswa
              220 orang ssiswa 220 x 20%= 44 orang siswa





2.      Sampel menurut jenis kelamin
a.       Sampel putra
Kelas VIII 1, 20 orang siswa 20 x 20%= 4 orang siswa
Kelas VIII 2, 20 orang siswa 20 x 20%= 4 orang siswa
Kelas VIII 3, 15 orang siswa 15 x 20%= 3 orang siswa
Kelas VIII 4, 15 orang siswa 15 x 20%= 3 orang siswa
Kelas VIII 5, 15 orang siswa 15 x 20%= 3 orangsiswa
Kelas VIII 6, 15 orang siswa 15 x 20%= 3 orang siswa
Kelas VIII 7, 18 orang siswa 18 x 20%= 4 orang siswa
Kelas VIII 8, 18 orang siswa 18 x 20%= 4 orang siswa
                     84 orang siswa 84 x 20%= 28 orang siswa
b.      Sampel putri
Kelas VIII 1, 15 orang siswa 15 x 20%= 3 orang siswa
Kelas VIII 2, 15 orang siswa 15 x 20%= 3 orang siswa
Kelas VIII 3, 10 orang siswa 10 x 20%= 2 orang siswa
Kelas VIII 4, 10 orang siswa 10 x 20%= 2 orang siswa
Kelas VIII 5, 10 orang siswa 10 x 20%= 2 orang siswa
Kelas VIII 6, 10 orang siswa 10 x 20%= 2 orang siswa
Kelas VIII 7, 7    orang siswa 7   x 20%= 1 orang siswa
Kelas VIII 8, 7    orang siswa 7   x 20%= 1 orang siswa
                   84 orang siswa 84   x 20%= 16 orang siswa
D.    Instrument penelitian
Instrument yang digunakan untuk memperoleh data-data  penelitian mengenai tingkat kebugaran jasmani sebagai variable dalam penelitian ini adalah instrument test, yaitu test kebugaran jasmani yang merupakan  battery tes yaitu tes kesegaran jasmani untuk umur  13 -15 tahun yang terdiri dari :
1). Lari cepat 50 meter,2).angkat tubuh 60 detik untuk putra dan 30 detik untuk putrid,3).baring duduk 60 detik 4).loncat tegak 5).lari jarak jauh 1000 meter untuk putra dan 800 meter untuk puteri.Nurhasan(2001:150).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar